Selasa, 04/11/2014 07:19 WIB
Jakarta Fashion Week 2015
Alissa Safiera - wolipop
Halaman 1 dari 2
Foto: Mohammad Abduh/Wolipop
Begitu juga di Indonesia, tren Korea kian populer. Inspirasi fashion Korea pun tak hanya ditangkap oleh insan mode tapi juga memengaruhi kerjasama diplomatik antar dua negara ini. Tren mode Indonesia dengan inspirasi Korea kini menjadi salah satu fokus dari pesta mode terbesar di Indonesia, Jakarta Fashion Week (JFW) 2015. Untuk semakin menguatkan hubungan diplomatik antara Indonesia-Korea Selatan, JFW kembali mengundang Korean Cultural Center untuk berkolaborasi.
Di JFW 2014 lalu, kolaborasi antara desainer Indonesia dan Korea turut hadir mengisi pekan mode. Saat itu, desainer Albert Yanuar berkolaborasi dengan desainer Korea Selatan Lie Sang Bong sebagai kreator motif kaligrafi. Dalam show yang dipersembahkan oleh Korean Cultural Center tersebut, Albert berbagi panggung dengan Kaal Eisuktae. Desainer asal Korea yang berkarier sejak 1997 ini memiliki rancangan bergaya modern kontemporer, dengan potongan busana struktural dan tegas.
"Berkolaborasi dengan Korean Cultural Center, ingin semakin mendekatkan diri dengan masyarakat peminat fashion di Indonesia. Ada CFDK yang juga akan menonton show, nanti dia akan melihat siapa yang bisa tampil di Seoul Fashion Week," tutur Diaz Parzada, creative director Jakarta Fashion Week di area fashion tent, Senayan City, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2014).
Tema Korea yang diangkat tahun ini lebih menarik dan kontemporer karena bukan mengangkat budaya tradisional, melainkan inspirasi dari film dan serial drama. Dua label dari program Indonesia Fashion Forward terpilih berkreasi dengan elemen drama Korea, yaitu Yosafat Dwi Kurniawan dan Monday to Sunday.
Meski sama-sama mengangkat inspirasi dari film dan serial drama, namun keduanya menampilkan gaya rancangan yang kontras. Penikmat mode yang menyaksikan pertunjukan di fashion tent dibuai dengan gaya playful ala Korea dari koleksi label Monday to sunday. Duo desainer di balik Monday to Sunday, Dita dan Mellyun memberi potongan-potongan asimetris dan draperi yang telah menjadi DNA dari label yang dimulai tahun 2009 itu.
"Inspirasinya dari gaya hidup masa kini, kita juga mengangkat digital printing. Inspirasi dari drama korea Coffee Prince. Ada celana yang dibuat terinspirasi dari apron tapi dibuat lebih edgy. Korea lebih berani untuk tabrak motif dan warna, kalau Indonesia lebih basic," tutur Mellyun dan Dita menjelaskan rancangannya.Next
(als/hst)This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
04 Nov, 2014
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656125/s/401f1c51/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A140C110C0A40C0A719140C27379860C2330Csaat0Edrama0Ekorea0Emenjadi0Einspirasi0Ebusana0Eoleh0Edua0Ebrand0Eindonesia/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com