Itang Yunasz dan Inspirasi Perjalanan Eksotik dari Indonesia Timur

Senin, 03/11/2014 07:48 WIB

Jakarta Fashion Week 2015

Alissa Safiera - wolipop

Halaman 1 dari 2

img
Foto: Mohammad Abduh/Wolipop
Jakarta - Hari kedua gelaran Jakarta Fashion Week 2015 diisi dengan nama-nama desainer yang tak kalah menarik dari hari pertama. Hal ini pun dijadikan ajang bagi desainer senior Itang Yunasz untuk memamerkan koleksi teranyar di fashion show tunggalnya.

Mengangkat koleksi dari label utamanya, Itang Yunasz, sang desainer mendapatkan inspirasinya dari perjalanan ke tanah Indonesia belahan Timur yang eksotik, terutama Sumba. Tanah Sumba dengan guratan tenun ikatnya yang khas cukup menarik untuk diangkat ke dunia internasional.

"Saya jatuh cinta pada sesuatu yang diolah secara alami. Dan Sumba adalah salah satu tenun yang sangat sulit juga untuk dibuat, dari prosesnya lama sekali bisa 6 bulan sampai 1 tahun dan pewarnaan alaminya. Tenun Sumba bagus sekali, kainnya dengan tekstur tebal sangat mahal dan sayang untuk dipotong. Lagipula kalau mau pakai kainnya, mau dijual berapa harganya? Jadi kita coba kreasikan di atas kain yang lebih soft untuk dijual di pasaran, ujar Itang sebelum memamerkan karyanya di panggung fashion tent Jakarta Fashion Week 2015, Minggu (2/11/2014).

Inspirasi dari tenun Sumba dibuat ringan oleh desainer yang memulai kariernya sejak tahun '80-an itu. Tekstur kain yang tebal dengan motifnya yang besar menginspirasi Itang untuk mencetaknya dengan teknik digital printing. Teknik yang kini banyak pula menjadi favorit desainer Indonesia lainnya seperti Billy Tjong ataupun Patrick Owen.

Seperti yang diutarakan Itang, digital printing tidak hanya dibuat di atas kain sifon, satin ataupun silk. Agar tidak monoton, Itang bermain dengan bahan baru yang sedang banyak dipakai desainer dunia untuk koleksi musim dingin mereka, yaitu scuba foam. Teksturnya yang sedikit kaku dan maskulin menjadi material andalan untuk koleksi busana desainer dunia sekelas Alexander Wang ataupun Balenciaga. Scuba foam merupakan karet sintetis dengan fleksibilitas tinggi namun tak mudah berubah bentuk. Awalnya material ini banyak digunakan untuk bantalan pada tas laptop atau case ponsel.

"Bahannya kaku dan memberi volume yang cukup indah. International look touch tapi tetap ada sentuhan Indonesia," tambah desainer yang telah memiliki lima lini busana itu.

Sebagai desainer senior yang fokus merancang busana muslim sejak tahun 2000, Itang tetap mempertahankan pakem-pakem dari busana itu sendiri. Siluet yang loose atau longgar dan padu padan bertumpuk menjadi gaya koleksinya.Next

Halaman 1 2
Artikel Wolipop juga bisa dibaca melalui aplikasi Wolipop Android, iPhone. Install sekarang!
(hst/hst)

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

03 Nov, 2014


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656125/s/4015e2d4/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A140C110C0A30C0A7480A60C27368390C2330Citang0Eyunasz0Edan0Einspirasi0Eperjalanan0Eeksotik0Edari0Eindonesia0Etimur/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
LihatTutupKomentar