5 Ksatria Mode Tutup Puncak Jakarta Fashion Week 2015

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Sabtu, 08/11/2014 13:03 WIB

Alissa Safiera - wolipop

img
Foto: Mohammad Abduh/Wolipop
Jakarta - Acara puncak yang paling ditunggu selama gelaran Jakarta Fashion Week 2015, Dewi Fashion Knight kembali menciptakan memorabilia bagi penikmat mode Jakarta. Tiap tahunnya terpilih nama-nama desainer lokal yang bersinar di tahun ini untuk kemudian ditantang berkreasi dalam satu tema yang telah ditentukan.

Tahun ini 'A Jouney To the World' menjadi suatu eksplorasi yang diberikan pada para desainer untuk dirancang sebagai show spektakuler di akhir rangkaian pesta mode terbesar se-Indonesia bahkan Asia Tenggara. 5 desainer terpilih kali ini adalah Priyo Oktaviano, Sapto Djojokartiko, NurZahra, Auguste Soesastro dan Vinora.

Bagi Priyo Oktaviano, ini adalah kesempatan yang didapatkannya selama dua tahun berturut-turut. Setelah tahun lalu sukses dengan busana ala biker dari kain tapis Lampung, kini Priyo mengangkat warna biru sebagai tema koleksinya lewat aplikasi tenun Klaten. Koleksi tampil dengan inspirasi Afrika. Namun tetap dengan gaya couture Priyo, ia membuat jaket-jaket berpotongan tegas berhias payet-payet dan bulu. Batuan payet berkilau juga mengisi celana dan atasan koleksinya kali ini. Potongan kali ini jauh lebih berani dan seksi dengan perpaduan banyak material, seperti bahan denim sampai bahan lipit yang menerawang.

"Temanya lebih ke perasaan yang lagi mellow. Inspirasi lebih ke permainan culture lifestyle dan forest. Koleksi seksi wild. Memakai unsur indonesia," jelas Priyo sebelum memamerkan karyanya di panggung fashion tent Jakarta Fashion Week 2015, Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2014).

Kemudian, penikmat mode dibuat terpesona akan keindahan tekstur kain dengan potongan ala India yang dieksplor Sapto Djojokartiko. Terinspirasi dari efek draperi yang ditimbulkan kain sari namun kali ini dibuat sebagai busana siap pakai. Sapto juga menampilkan beberapa gaun panjang dalam potongan minimalis dan juga jaket. Selain itu, potongan celana harem juga ditampilkan untuk menambah khasanah tema yang diangkat.

Sama seperti koleksi yang ditampilkan di Jakarta Fashion Week beberapa hari sebelumnya, warna yang dipakai Sapto terlihat tenang dan dingin, seperti off white, silver dan nude. Masih dengan ornamen payet dan tekstur pada bahan yang membuat koleksi tampak mewah detailnya.

"Senang sekalius menjadi tantangan. saya harus membuat sesuatu yang belum pernah saya kerjakan. Interpretasi indonesia dengan sentuhan india," ujar Sapto.

Desain minimalis tanpa payet dengan gaya yang lebih modern dan sophisticated ditampilkan oleh desainer muda, Vinora dan juga Auguste Soesastro. Vinora yang juga bagian dari program Indonesia Fashion Forward itu menampilkan seluruh koleksi dalam palet putih. Garis rancangannya minimalis dan tegas untuk bumbu maskulin. Si desainer juga mengangkat efek jahitan yang tidak rapi sebagai detail. Rancangannya tampil berani untuk terusan ataupun setelan.

Beda dengan Auguste yang membuat koleksi dari label Kraton begitu elegan. Celana kulot dengan efek lipit, terusan potongan mullet atau memanjang di bagian belakang dan beberapa bahan printing dibuat sebagai dress, rok ataupun aksen celana.

Di antara keempat desainer, satu slot lainnya menampilkan label busana muslim NurZahra. Label buatan Windri Dhari ini tetap setia dengan warna biru sebagai palet utamanya. Ada permainan motif dalam poncho ataupun kain besar seperti 'selimut' dengan efek fringe di pinggirnya. Mengesankan tema ala Meksiko yang kental. Koleksi khas NurZahra tetap dengan pakem-pakem busana muslim dalam potongan loose atau longgar juga bervolume. Kali ini NurZahra juga mengangkat tren hijab yang dibentuk seperti kunciran. Gaya yang sama seperti yang ditampilkan desainer Jepang ataupun Itang Yunasz yang disebut sang desainer sebagai gaya hijab ala 'gypsy'.

Artikel Wolipop juga bisa dibaca melalui aplikasi Wolipop Android, iPhone. Install sekarang!
(als/hst)

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

08 Nov, 2014


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656125/s/4046ed78/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A140C110C0A80C1258390C27426930C2330C50Eksatria0Emode0Etutup0Epuncak0Ejakarta0Efashion0Eweek0E20A15/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
LihatTutupKomentar