Jumat, 31/10/2014 09:35 WIB
Liputan Khusus Langsing dengan Lari
Intan Kemala Sari - wolipop
Dok. Thinkstock
Seperti yang dikemukakan oleh dr. Phaidon L Toruan, MM, ia mengatakan, waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan dengan lari bergantung kepada berbagai faktor, salah satunya adalah kondisi tubuh. Dokter yang juga berprofesi sebagai pelatih kesehatan ini menjelaskan, semakin gemuk seseorang, semakin banyak proses pembakaran lemak yang dilakukan ketika dirinya mulai berlari. Sebaliknya, semakin seseorang mendekati berat idealnya, maka pembakaran lemak tidak terlalu terlihat signifikan.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi adalah pengaturan pola makan. "Percuma lari kalau tidak menjalankan gaya hidup sehat. Hindari nasi putih, gula, roti, dan perbanyak konsumsi buah-buahan. Tentunya efek penurunan berat badan akan lebih cepat," jelas dokter alumni fakultas kedokteran Universitas Padjajaran ini ketika diwawancara Wolipop via e-mail, Rabu (29/10/2014).
Sedangkan faktor yang terakhir adalah usia. Ia menjelaskan, ketika seseorang berusia di atas 30 tahun, maka hormon yang ada di dalam tubuhnya berangsur menurun sehingga proses pembakaran lemaknya cenderung lebih lambat. Sebaliknya, hal ini berbanding terbalik dengan seseorang yang berusia di bawah 30 tahun. Proses pembakaran lemak termasuk lebih cepat karena ketersediaan hormon yang berada di dalam tubuh masih banyak.
Senada dengan dr. Phaidon, dr. Michael Triangto, SpKO mengatakan, suatu program penurunan berat badan yang sehat idealnya dapat mengurangi tiga hingga empat kilogram per bulannya. Namun tentunya hal ini bergantung kepada kondisi awal dari si pelakunya. "Bagi yang beratnya di atas 100kg, tidak bisa lari karena dapat merusak lutut," jelas dokter yang praktik di Rumah Sakit Mitra Kemayoran ini ketika dihubungi Wolipop via telepon, Selasa (28/10/2014).
Ia juga menyarankan, frekuensi berlari juga perlu diatur. Berlari selama tiga hingga lima kali perminggu dengan durasi minimal 30 menit dapat membantu penurunan berat badan lebih cepat dan hasilnya maksimal. Untuk para pemula, dokter yang juga menjabat sebagai direkut di Slim+Health Sports Therapy ini menghimbau agar tidak terlalu berpatokan kepada waktu dan jarak yang ditempuh.
"Sebenernya lari itu bukan patokan untuk langsing secara cepat, tapi lebih membantu penurunan berat badan dengan cara yang sehat," imbuhnya lagi.
Pria 55 tahun ini juga menyarankan, dalam melakukan lari jangan merasa terbebani dengan intensitas latihan yang sering. "Jangan selalu mikir lari itu hanya dapat keringat, capek, dan pegelnya aja. Jadikanlah lari ini sebagai sesuatu yang objektif, untuk sehat dan menurukan berat badan," saran alumni fakultas kedokteran Universitas Atma Jaya ini di akhir perbincangan.
(int/aln)This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
31 Oct, 2014
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656128/s/40022e32/l/0Lwolipop0Bdetik0N0Cread0C20A140C10A0C310C0A935330C27351460C8490Csudah0Erajin0Elari0Etapi0Eberat0Ebadan0Etak0Ekunjung0Eturun0Eini0Ealasannya/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com